Pahlawan Nasional Teladan Kami

Sutomo atau Bung Tomo



Sutomo (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 3 Oktober 1920 – meninggal di Padang Arafah, Arab Saudi, 7 Oktober 1981 pada umur 61 tahun)lebih dikenal dengan sapaan akrab oleh rakyat sebagai Bung Tomo, adalah pahlawan yang terkenal karena peranannya dalam membangkitkan semangat rakyat untuk melawan kembalinya penjajah Belanda melalui tentara NICA, yang berakhir dengan pertempuran 10 November 1945 yang hingga kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Pertempuran Surabaya yang menjadi latar belakang dari Hari Pahlawan 10 November 1945 merupakan peristiwa sejarah yang wajib diperingati. Pertempuran ini dianggap pertempuran revolusi terbesar dan paling berat yang kemudian menjadi simbol perlawanan bagi tentara Indonesia. Pasalnya tiga puluh ribu pasukan pro kemerdekaan Indonesia melakukan sebuah perjuangan heroik melawan tiga puluh ribu pasukan Inggris yang ditambah tank, pesawat, dan kapal perang. Tokoh utama dalam pertempuran heroik 10 November 1945 ialah Sutomo atau lebih dikenal dengan Bung Tomo. Dalam pertempuran itu, Bung Tomo berperan sebagai pembangkit semangat rakyat. Bung Tomo tampil sebagai orator ulung didepan radio. Suaranya membakar semangat rakyat untuk berjuang melawan penjajah. Di akhir pidatonya, Bung Tomo menyerukan takbir yang membuat semangat rakyat lebih bergelora. Namun, dibalik aksi heroiknya, berikut fakta menarik mengenai Bung Tomo:
Bung Tomo tak tamat sekolah
Bung Tomo lahir pada 3 Oktober 1920 di Surabaya, Jawa Timur. Bung Tomo lahir di keluarga kelas menengah dan ia putus sekolah saat berusia 12 tahun. Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjojo yang pernah bekerja sebagai pegawai pemerintah, staf pribadi disebuah perusahaan swasta, asisten di kantor pajak pemerintah, dan pegawai kecil di perusahaan ekspor-impor Belanda.
Seorang wartawan
Ya, Bung Tomo merupakan seorang wartawan tak heran bila orasinya didepan rakyat Indonesia sangat bagus sehingga dapat membakar semangat rakyat Indonesia untuk melawan pasukan Inggris.

Memulai kisah cintanya di medan perang
Bung Tomi adalah sosok yang pandai menulis, keahliannya ia manfaatkan untuk menulis surat cinta kepada calon istrinya. Kisah itu terungkap dalam buku “Bung Tomo, Suamiku” yang ditulis istrinya. Bung Tomo menulis “Kalau ada musuh yang siap menembak, dan yang akan ditembak masih pikir-pikir dulu, itu kelamaan. Aku dikenal sebagai seorang pemimpin yang baik dan aku adalah seorang pandu yang suci dalam perkataan dan perbuatan. Pasti aku tidak akan mengecewakanmu. Seorang pejuang tidak akan mengingkari janjinya. Aku mencintaimu sepenuh hatiku, aku ingin menikahimu kalau Indonesia sudah merdeka. Aku akan membahagiakanmu dan tidak akan mengecewakanmu seumur hidupku.”


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Information Security Management System (ISMS)

Jingga dan Senja