Kelemahanku Mengubah Hidupku
Perkenalkan, Nama saya adalah Luthfi Hadrian Mughni,
saya adalah pria kelahiran Jakarta 29 November 1998. Saya anak ke 2 dari 2
bersaudara, saya mempunyai kakak perempuan yang sudah menikah dan tinggal
dirumah orang tua kami. Saat ini kita tinggal ber 4 didalam sebuah rumah yang
ditinggalkan oleh kepala keluarga kami yaitu Ayah. Keluarga kami cukup
sederhana, pekerjaan ku sekarang sebagai mahasiswa semester 4 dan pekerjaan
kakak perempuan saya adalah pembisnis kue. Ohya rumah kami terdapat belasan
kamar yang biasanya dipakai untuk kost-kostan. Kini penghasilan kami cukup untuk
membiayai keluarga dan untuk kuliah saya.
Waktu kecil saya adalah anak yang nakal, saya sering
dimarahi oleh guru karena tidak mengerjakan
PR, karena berkelahi, walaupun berkelahinya itu karena hal spele. Dan saya
pernah dikurung di kamar mandi oleh alm.Ayah saya, karena waktu itu tidak mau
ikut pelajaran tambahan yang di sediakan di sekolah. Sejak itu saya menangis
terus menerus minta maaf karena tidak ikut pelajaran tambahan di sekolah, dan
akhirnya saya dikeluarkan dari kamar mandi sambal menangis. Dari saat itu saya berubah
dan mulai rajin belajar.
Mulai masuk masa remaja yaitu saat SMP. Karena postur
tubuh saya yang kecil dan gemuk saya menjadi tidak PD dengan ukuran tubuh saya.
Disaat itulah saya menjadi bahan untuk disindir, dikucilkan di kelas. Sesampainya
dirumah saya cerita itu kepada alm.Ayah, lalu saya bertanya “pah, ada ngga bela diri yang pake kaki”,
lalu dia menjawab “ada, namanya TaeKwonDo.”
Aku pun meminta alm.Ayah ku untuk menceritakan tentang seni bela diri itu, dan
kebetulan di sekolah ku ada Ekstrakurikuler bela diri TaeKwonDo.
Keesokan harinya saya pun mencoba daftar seni bela diri
itu, setiap hari sabtu saya pun ikut latihan karena keinginan saya untuk membela
diri agar tidak dikucilkan oleh teman. Lalu sang pengajar bertanya kepada saya ”mengapa kamu mau ikut latihan bela diri ini?”
lalu saya pun menjawab “saya selama di
sekolah selalu di isengin, di jahilin pak. Saya ingin punya kekuatan untuk
melawan balik pak.” Begitulah yang keluar dari hati ku. Lalu sang pengajar
memberiku nasihat yang sampai sekarang masih ku ingat “Bela diri itu hanya untuk pertahanan diri, bukan untuk balas dendam.”
Saat itu saya masih tidak mengerti apa itu “balas
dendam”.
Dan hari dimana saya di kucilkan pun tiba, saat itu sedang
istirahat, saya membawa bekal dari rumah dan kami makan Bersama-sama. Lalu saat
itu dia pun menghampiriku dan menggeser makanan ku hingga jatuh kelantai, dan
dia pun berkata “sorry,gak SENGAJA”
dia pun terlihat gembira saat makananku jatuh. Saat aku membentak dia, dia pun melawan
balik dengan memukulku. Reflekku keluar dengan menendang dia di muka hingga
jatuh. Saat itu kami berdua dipanggil ke ruang Bimbingan Konseling. Hingga saat
itu tidak ada yang berani menggangguku
lagi, dan kami di skors selama 1 minggu. Orang tua ku sangat marah ketika mendengar
aku berkelahi dengan teman ku. Mereka menyuruhku untuk berhenti belajar
beladiri dan aku pun menolaknya. Akupun mulai giat latihan dan ikut Kejuaraan
tinkat Sekolah Menengah Pertama. Dan saya pun memenangkan Kejuaraan tersebut,
awalnya Orang tuaku tampak biasa saja, tetapi kakak perempuanku yang sangat
bangga dengan adiknya menjadi juara tampak sangat senang.
Saat itulah saya mulai menemukan jati diri saya. Saya senang
latihan beladiri, saya merasa saya mempunyai keahlian disitu. Begitulah kisahku
mengenal diriku sendiri. #sabtulis
Komentar
Posting Komentar